Jumat, 13 November 2015

Tujuan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran



BAB 1
PEDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Kegagalan pendidik dalam menyampaikan materi mengajar selalu bukan karena guru kurang menguasai bahan, tetapi karena guru tidak tahu bagaimana cara menyampaikan materi pelajaran tersebut dengan baik dan tepat. Agar peserta didik dapat belajar dengan suasana yang menyenangkan dan juga mengasyikkan, maka pendidik perlu memiliki pengetahuan tentang pendekatan dan teknik-teknik pembelajaran dengan memahami teori-teori belajar yang baik dan tepat, Syaiful Sagala (2011). Dalam hal ini terkait dengan tujuan dan metode pembelajaran.
Tujuan pembelajaran adalah cita-cita/maksud/sasaran  yang hendak dicapai dalam pembelajaran. Dengan kata lain tujuan pembelajaran adalah kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman belajar.
Metode pembelajaran  adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam KBM, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai tujuan. Tanpa metode, guru tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Guru sebaiknya tidak hanya menggunakan satu metode, jadi harus bervariasi agar anak didik tidak bosan. Berikut akan dipaparkan mengenai tujuan dan metode pembelajaran tersebut.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa tujuan pembelajaran?
2.      Apa saja alasan yang menyebabkan perumusan tujuan itu penting?
3.      Bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran?
4.      Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran?
5.      Bagaimana ciri-ciri umum metode yang baik?
6.      Faktor apa saja yang mempengaruhi dalam pemilihan metode pembelajaran?
7.      Metode apa saja yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran?
C.     Tujuan Penulisan
Agar kita selaku calon guru bisa dan mampu mengefektifkan komponen-komponen atau strategi pembelajaran secara maksimal, terkait tujuan dan metode pembelajaran, untuk tercapainya keberhasilan tujuan pendidikan sebagaimana yang diharapkan. Karena mendidik atau mengajar tidak hanya memberikan dan menguasai informasi/materi ajar semata, melainkan menguasai tehnik-tehnik/strategi dalam pembelajaran.


















BAB II
PEMBAHASAN
A.  TUJUAN PEMBELAJARAN
1.    Pengertian  Tujuan  Pembelajaran
Tujuan merupakan cita-cita yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain tujuan pembelajaran adalah kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman belajar. Menurut Nana Sudjana & Wari Suwari (1991) dalam Sobry Sutikno (2013), kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor).
Tidak ada suatu pembelajaran yang diprogramkan tanpa tujuan, karena hal itu merupakan suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan arah, target akhir, dan prosedur yang dilakukan. Semakin jelas dan operasional tujuan yang akan dicapai, maka semakin mudah menentukan alat dan cara mencapainya.
2.      Pentingnya Perumusan Tujuan
Ada guru yang menganggap mengajar hanya merupakan proses menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Bagi mereka tujuan mengajar tiada lain adalah menyampaikan materi pelajaran itu, tidak peduli apakah materi itu dikuasai atau tidak oleh siswa, yang penting materi itu telah tersampaikan. Oleh karena itu, banyak guru yang merasa bersalah manakala ada bagian materi pelajaran yang belum diceramahkan karena jam pelajaran terbatas, seakan-akan seluruh materi itu harus disampaikan.
Pendapat tersebut tentu saja tidak tepat, sebab mengajar bukan hanya sekedar ceramah yang diukur oleh seberapa banyak materi itu telah disampikan kepada siswa, melainkan mengajar adalah proses untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, kriteria keberhasilannya diukur oleh bagaimana aktivitas siswa untuk mempelajari bahan pelajaran serta seberapa banyak materi yang telah dikuasai itu mampu memengaruhin pola pikir siswa.
Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran :
1.      Rumusan yang jelas dapat digunakan  untuk mengevaluasi efektivitas keberhasilan proses pembelajaran. Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil manakala siswa dapat mencapai tujuan secara optimal. Keberhasilan itu merupakan indikator keberhasilan guru merancang dan melaksanakan proses pembelajaran.
2.      Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebgai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa. Tujuan yang jelas dan tepat dapat membimbing siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar. Berkaitan dengan itu, guru juga dapat merencanakan dan mempersiapkan tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk membantu siswa belajar.
3.      Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem pembelajaran. Artinya, dengan tujuan yang jelas dapat membantu guru dalam menentukan materi pelajaran, alat, media, dan sumber belajar, serta dalam menentukan dan merancang alat evaluasi untuk melihat keberhasilan belajar siswa.
4.      Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol  dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui penetapan tujuan, guru bisa mengontrol sampai mana siswa telah menguasai kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan kurikulum yang berlaku. Lebih jauh dengan tujuan dapat ditentukan daya serap siswa dan kualitas suatu sekolah.
3.      Petunjuk merumuskan tujuan pembelajaran
Mudhoffir (1990) dalam M. Sobry Sutikno (2013) memberikan petunjuk praktis merumuskan tujuan pembelajaran, yakni:
1.      Formulasikan dalam bentuk yang operasional;
2.      Rumuskan dalam bentuk produk belajar, bukan proses belajar;
3.      Rumuskan dalam tingkah laku siswa bukan prilaku guru;
4.      Rumuskan standar prilaku yang akan dicapai;
5.      Hanya mengandung satu tujuan belajar;
6.      Rumuskan dalam kondisi mana prilaku itu terjadi.
Bloom (1976) dalam M. Sobry Sutikno (2013) membagi hasil belajar menjadi tiga kawasan, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Kawasan kognitif berkenaan dengan ingatan atau pengetahuan dan kemampuan intelektual serta keterampilan-keterampilan. Kawasan afektif menggambarkan sikap-sikap dan nilai. Kawasan psikomotor adalah kemampuan-kemampuan menggiatkan dan mengkoordinasikan gerak.
Kawasan kognitif dibagi atas enam macam kemampuan intelektual, yakni:
1.      Pengetahuan adalah kemampuan mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari;
2.      Pemahaman adalah kemampuan menangkap makna atau arti suatu hal;
3.      Penerapan adalah kemampuan dalam menerapkan prinsip dan aturan yang telah dipelajari sebelumnya;
4.      Analisis adalah kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian-bagian sehingga struktur organisasinya dapat dipahami;
5.      Sintesis adalah kemampuan untuk memadukan bagian-bagian menjadi satu keseluruhan yang berarti;
6.      Penilaian adalah kemampuan memberi harga sesuatu hal berdasarkan kriteria tertentu.
Kratwohl dan dkk dalam M. Sobry Sutikno (2013) mengemukakan lima hirarki dalam aspek afektif, yaitu:
1.      Menerima adalah kemampuan untuk memberi perhatian terhadap sebuah aktivitas atau peristiwa yang sedang dihadapi;
2.      Merespon dapat diartikan sebagai pemberian reaksi terhadap suatu akitivitas dengan cara melibatkan diri atau berpartisipasi didalamnya;
3.      Memberi nilai adalah kemampuan yang terkait dengan tindakan menerima atau menolak nilai atau norma yang dihadapi melalui sebuah ekspresi  berupa sikap positif atau negatif terhadap suatu obyek atau peristiwa;
4.      Mengorganisasi adalah kemampuan dalam mengidentifikasi, memilih, dan memutuskan nilai atau norma yang akan diaplikasikan;
5.      Memberi karakter dapat berupa tindakan meyakini, mempraktikan, dan menunjukkan prilaku yang konsisten terhadap nilai dan norma yang dipelajari.
Adapun hirarki kemampuan dalam domain psikomotor,yaitu :
1.      Imitas merupakan kemampuan dalam mempraktikan sebuah keterampilan  yang telah diamatai sebelumnya;
2.      Manipulasi merupakan kemampuan yang sangat terkait dengan kemampuan dalam melakukan modifikasi terhadap suatu keterampilan;
3.      Presisi adalah kemampuan yang memperlihatkan adanya kecakapan individu dalam melakukan sebuah aktivitas dengan tingkat akurasi yang tinggi;
4.      Artikulasi merupakan kemampuan dalam melakukan suatu aktivitas secara terkoordinasi dan efisien.
Untuk merumuskan tujuan pembelajaran, terdapat beberapa kata  operasional yang dapat dipilih sesuai kebutuhan, seperti:
1.      Aspek kognitif meliputi: menyebutkan, mengidentifikasi, mendefinisikan, menjelaskan, merangkum, menyadur, menyimpulkan, menghitung, menghubungkan, melengkapi, menjodohkan, membagi, mengkategorikan, membedakan.
2.      Aspek afektif meliputi: menyatakan pendapat, memilih, menempatkan, mengajak, menolak, membenarkan.
3.      Aspek psikomotorik meliputi: mempraktekkan, memainkan, mengerjakan, membuat, memasang, membongkar, mengoperasikan, membangun, memperbaiki, melaksanakan, menyusun menggunakan.
Perumusan tujuan pembelajran yang bermacam-macam akan menghasilkan perubahan prilaku anak yang bermacam-macam pula. Itu berarti keberhasilan proses pembelajaran bervariasi pula. Prilaku mana yang hendak dihasilkan, menghendaki perumusan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan prilaku yang hendak dihasilkan. Bila prilaku yang guru hendak capai adalah agar anak dapt membaca, maka perumusan tujuan pembelajaran harus mendukung tercapainya keterampilan membaca. Apabila yang hendak dicapai agar anak dapat menulis, maka perumusan tujuan pembelajarannya harus mendukung tercapainya keterampilan menulis.
Dalam menyusun tujuan pembelajaran, perlu mempertimbangkan hal-hal :
1)      Untuk siapa tujuan itu dibuat (siswa SD/MI, SMP/MTS, SMU/SMA atau mahasiswa);
2)      Kemampuan dan nilai-nilai yang ingin dikembangkan pada diri siswa;
3)      Bagaimana cara mencapai tujuan itu, secara bertahap atau sekaligus;
4)      Apakah perlu menekankan aspek-aspek tertentu atau tidak;
5)      Seberapa jauh tujuan itu dapat memenuhi kebutuhan perkembangan siswa;
6)      Berapa lama waktu yang dibutuhkan dan apakah waktu yang tersedia cukup untuk mencapai tujuan-tujuan itu.

B.  METODE  PEMBELAJARAN
a)   Pengertian metode pembelajaran
Metode secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Kata “pembelajaran” berarti segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi  proses belajar pada diri siswa. Jadi, metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh  pendidik agar terjadi proses belajar  pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, salah satu keterampilan guru yang memegang peranan penting dalam proses pembelajaran adalah keterampilan memilih metode. Pemilihan metode berkaitan langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga pencapaian tujuan pembelajaran diperoleh secara optimal. Oleh karena itu, salah satu hal yang sangat mendasar untuk dipahami guru adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen bagi keberhasilan kegiatan pembelajaran yang sama pentingnya dengan komponen-komponen lain dalam keseluruhan komponen pendidikan.
b)   Ciri-ciri umum metode yang baik
Tidak semua guru dapat menjalankan metode yang sama dengan kualitas yang sama. Oleh karena itu  metode merupakan  hasil dari kematangan belajar sang guru terhadap dirinya sendiri. Metode yang tepat adalah mencerdaskan diri pendidik, sehingga selalu terjadi proses kreativitas guru yang  dapat menstimulasi peserta didik. Banyak macam metode yang dapat dipakai oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Kebaikan suatu metode terletak pada ketepatan memilih /sesuai dengan tuntutan pembelajaran.
Terdapat beberapa ciri dari sebuah metode yang baik, berikut ini:
1.    Berpadunya metode dari segi tujuan:
2.    Berpadunya metode dari segi materi pembelajaran
3.    Dapat mengantarkan siswa pada kemampuan praktis
4.    Dapat mengembangkan materi
5.    Memberikan keleluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya,
6.    Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat,terhormat dalam keseluruhan proses pembelajaran.

c)    Keefektifan penggunaan metode pembelajaran.
Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pembelajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat. Kelas yang kurang bergairah dan kondisi siswa yang kurang kreatif  di karenakan penentuan metode yang kurang sesuai dengan sifat bahan dan tidak sesuai dengan tujuan pembajaran. Karena itu, dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang memiliki nilai strategis dalam kegiatan pembelajaran. Dikatakan demikian karena metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan pembelajaran.
Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam setiap  pertemuan kelas  bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesuaian dengan merumuskan tujuan pembelajaran. Jarang sekali terlihat guru merumuskan tujuan hanya dengan satu rumusan, tetapi pasti guru  merumuskan lebih dari satu tujuan. Karenanya, guru pun selalu menggunakan metode yang lebih dari satu. Pemakaian metode yang  satu digunakan untuk mencapai  tujuan yang satu, sementara penggunaan metode yang lain, juga digunakan untuk mencapai tujuan yang lain. Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran akan menjadi kendala dalam pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.
Keefektifan penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pembelajaran. Makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam membelajarkan, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran.
d)   Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan metode pembelajaran.
Pupuh fathurrohman & M. Sobry sutikno (2007) dalam M. Sobry Sutikno (2013) mengurai beberapa factor  yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode antara lain:
1.    Tujuan yang hendak dicapai
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan. Oleh karena itu, tujuan menjadi pedoman arah dan sekaligus sebagai suasana yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
2.    Materi pembelajaran
Materi pembelajran ialah sejumlah materi yang hendak disampaikan oleh guru untuk bisa dipelajari dan di kuasai oleh siswa.


3.    Siswa
Siswa sebagai subyek belajar memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik minat, bakat, kebiasaan, motivasi, situasi sosial, lingkungan keluarga dan harapan terhadap masa depannya. Perbedaan anak dari asfek psikologis seperti sifat pendiam, super aktif, tertutup, terbuka, periang, pemurung bahkan ada yang menunjukkan prilaku yang sulit untuk dikenal. Semua perbedaan tadi akan berpengaruh terhadap penentuan metode pembelajaran.
4.    Situasi
Situasi kegiatan belajar merupakan setting lingkungan pembelajaran yang dinamis. Guru harus teliti dalam melihat situasi. Pada waktu-waktu tertentu guru perlu melakukan proses pembelajaran diluar kelas atau di alam terbuka.
5.    Fasilitas
Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode. Oleh karena itu, ketiadaan fasilitas akan sangat mengganggu pemilihan metode yang tepat, seperti tidak adanya laboratorium untuk praktek, jelas kurang mendukung penggunaan metode demonstrasi atau eksperimen.
6.      Guru
Setiap guru memiliki kepribadian, performance style, kebiasaan dan pengalaman membelajarkan yang berbeda-beda. Kompetensi membelajarkan biasanya dipengaruhi pula oleh latar belakang pendidikan.
Zakiah Daradjat (1995) dalam Pupuh Fathurrohman dan M.Sobry Sutikno (2007) dalam M. Sobry Sutikno (2013) menjelaskan bahwa setiap guru memiliki kepribadian sendiri-sendiri yang unik. Tidak ada guru yang sama walaupun mereka sama-sama memiliki kepribadian keguruan. Jadi pribadi guru itupun “unik”  pula, dan perlu dikembangkan secara terus menerus agar guru itu terampil dalam:
1.    Mengenal dan mengakui harkat dan potensi dari setiap individu atau siswa yang diajarkannya.
2.    Membina suasana sosial yang meliputi interaksi pembelajaran sehingga amat bersifat menunjang secara moral terhadap siswa bagi terciptanya kesepahaman dan kesamaan arah dalam pikiran serta perbuatan siswa dan guru.
3.    Membina suatu perasaan saling menghormati, saling bertanggung jawab dan saling mempercayai  antara guru dan siswa.
e)    Macam-macam metode yang dapat dipakai dalam proses pembelajaran.
Ada banyak metode yang banyak kita kenal, namun tidak satupun metode pembelajaran dapat diklaim dan dikatakan yang terbaik. Beberapa metode yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran,antara lain berikut ini:
1.    Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan penyajian materi melalui penjelasan lisan oleh seorang guru kepada siswa-siswanya.
2.    Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pembelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab,terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.
3.    Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian pembelajaran dimana guru bersama-sama siswa mencari jalan pemecahan atas persoalan yang dihadapi.
4.    Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok  bahasan yang sedang disajikan.
5.    Metode Kisah atau Cerita
Al-Quran dan Al-Hadis banyak meredaksikan kisah untuk menyampaikan pesan-pesannya. Seperti kisah para malaikat, para nabi, umat terkemuka pada zaman dahulu dan sebagainya. Dalam kisah itu tersimpan nilai pedagogis relegius yang, memungkinkan siswa mampu meresapinya.
6.    Metode Simulasi
Kata simulasi berasal dari kata simulate yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah, atau perbuatan yang pura-pura saja. Adapun bentuk-bentuk simulasi berikut ini:


a.    Peer  teaching
Latihan atau praktik membelajarkan, yang menjadi siswanya adalah temannya sendiri. Tujuannya untuk memperoleh keterampilan dalam membelajarkan.
b.    Sosiodrama
Sandiwara atau dramatisasi tanpa bahan tertulis, tanpa latihan terlebih dahulu, dan tanpa menyuruh anak menghafal sesuatu.
c.     Psikodrama
Permainan peranan yang dilakukan , dimaksudkan agar individu yang bersangkutan mamperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, dapat menemukan self concept. psikodrama di gunakan untuk terapi.
d.     Simulasi game
Permainan bersaing untuk mencapai tujuan tertentu dengan menaati peraturan-peraturan yang ditetapkan. Seperti bermain ular tangga, catur, dll.
e.    Role playing/bermain peran
Situasi suatu masalah diperagakan secara singkat, dengan tekanan utama pada karakter/sifat orang-orang, kemudian diikuti oleh diskusi tentang masalah yang baru diperagakan tersebut. Tujuannya adalah untuk memecahkan masalah dan agar memperoleh kesempatan untuk merasakan perasaan orang lain.
7.    Metode Karyawisata
Metode karyawisata adalah metode dalam proses pembelajaran siswa perlu diajak keluar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang mengandung sejarah, hal ini bukan rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat langsung atau kenyataan.
Alasan pengguaan metode ini antara lain adalah karena objek yang akan dipelajari hanya ada ditempat objek itu berada. Beragam manfaat atau faedah yang dapat dipetik dari kegiatan karyawisata, di antaranya: menyegarkan tubuh, menambah kesehatan, melatih anak-anak agar kuat, mampu menahan lapar dan dahaga, para pembimbing atau pendidik menganjurkan agar memperhatikan tingkah laku anak-anak dan sikap mereka dalam menghadapi berbagai hal yang beragam dan berbeda.


8.    Metode Tutorial
Metode tutorial ini diberikan dengan bantuan tutor, setelah siswa diberikan bahan/materi pembelajaran, kemudian siswa diminta untuk mempelajari bahan pembelajaran tersebut. Pada bagian yang dirasakan sulit, siswa dapat bertanya pada tutor.
Ada beberapa jenis tutorial, yaitu:
a.      Tutorial konsultasi
        Dalam metode ini siswa dan guru bertemu secara teratur. Pada pertemuan ini siswa membaca sebuah kertas karya dan mempertahankan isinya terhadap sanggahan guru.
b.      Tutorial kelompok
        Tutorial ini diadakan untuk menggunakan tenaga staf pendidik dengan lebih efisien dalam usaha membantu para siswa yang kurang berbakat. Kualitas tutorial kelompok dapat ditingkatkan dengan menjaga supaya diskusi-diskusi senantiasa berpusat pada topiknya, dan tutor berperan sebagai penasihat, bukan sebagai penilai.
c.       Tutorial praktikum.
        Tutorial ini biasa diadakan dengan kelompok maupun perorangan untuk membelajarkan keterampilan psikomotor di laboratorium, bengkel kerja, dan sebagainya.
9.    Metode Suri Teladan
Metode yang dapat diartikan sebagai ”keteladanan” yang baik.” Dengan adanya teladan yang baik, maka akan menumbuhkan hasrat bagi orang lain untuk meniru atau mengikutinya. Dengan adanya  contoh ucapan, perbuatandan contoh tingkah laku yang baik dalam hal apapun, maka hal itu merupakan suatu amaliyah yang paling penting dan paling berkesan, baik bagi pendidikan anak, maupun dalam kehidupan dan pergaulan manusia sehari-hari.
10.  Team Teaching
Team teaching yaitu suatu cara penyajian materi pelajaran yang dilakukan oleh tim (terdiri dari dua, tiga atau beberapa orang guru). Hal ini dilakukan apabila mata pelajaran itu terdiri dari berbagai dimensi studi yang perlu diketahui kaitan atau hubungan dimensi yang satu dengan yang lainnya.
11.  Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok ialah upaya saling membantu antara dua orang atau lebih, antara individu dengan kelompok lainnya dalam melaksanakan tugas atau menyelesaikan problema yang dihadapi dan menggarap berbagai program yang bersifat prosfektif  guna mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan bersama. Berhasil tidaknya kerja kelompok bergantung pada beberapa faktor, yakni guru, pemimpin, kelompok, kemauan masing-masing anggota kelompok, hubungan sosial antara anggota kelompok  dan tingkat kesukaran tugas tertentu.
12.  Metode Penugasan
Metode penugasan adalah salah satu penyajian pelajaran dengan cara guru memberi tugas tertentu kepada siswa dalam waktu yang telah ditentukan dan siswa mempertanggung jawabkan tugas yang dibebankan kepadanya. Metode penugasan  tidak sama dengan istilah pekerjaan rumah, tapi jauh lebih luas. Tugas dilaksanakan dirumah, disekolah, diperpustakaan dan tempat lainnya. Metode penugasan untuk memotivasi anak aktif belajar, baik secara individual atau kelompok.
13.  Curah Pendapat (brain storming)
Metode curah pendapat adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, dan pengalaman dari semua peserta. Berbeda dengan diskusi, dimana gagasan dari seseorang dapat ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain, pada penggunaan metode curah pendapat, pendapat orang lain tidak untuk ditanggapi. Metode ini berdasarkan pendapat bahwa sekelompok manusia dapat mengajukan usul lebih banyak dari anggotanya masing-masing.
14.  Metode Latihan
Metode latihan (driil), yaitu suatu cara menyampaikan materi pelajaran untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Penggunaan metode latihan dalam proses pembelajaran menurut Djamarah (2000) dalam M. Sobry Sutikno (2013) diantaranya:
1)        Siswa dapat memperoleh kecakapan motorik, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat, dan menggunakan alat-alat.
2)        Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/symbol, dan sebagainya.
3)        Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
15.  Metode Praktek Lapangan
Metode praktik lapangan bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya.
16.  Metode Simposium
Metode symposium merupakan metode yang memaparkan suatu seri pembicara dalam berbagai kelompok topik dalam bidang materi tertentu. Materi-materi tersebut disampaikan oleh ahli dalam bidangnya, setelah itu peserta dapat menyampaikan pertanyaan dan sebagainya
17.  Metode Pembelajaran Dengan Modul
Adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan menyiapkan suatu paket belajar yang berisi satu satuan konsep tunggal bahan pembelajaran untuk dipelajari sendiri oleh siswa dan jika ia telah menguasainya baru boleh pindah ke satuan paket belajar berikutnya.
18.  Metode Eksperimen
Adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya.
19.  Metode Permaian (games)
Populer dengan sebutan pemanasan (ice-breaker). Arti harfiah ice-breaker adalah ‘pemecah es’. Jadi, arti pemanasan dalam proses belajar adalah pemecah situasi kebekuan fikiran atau fisik pesera didik. Permainan juga dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme.
20.  Metode Peringatan dan Pemberian Motivasi
Adalah kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu untuk melakukan suatu kegiatan  mencapai tujuan. Misalnya kebutuhan  seseorang akan makanan menuntut sesorang terdorong untuk bekerja.

21.  Metode Pemberian Ampunan dan Bimbingan
Metode ini dilakukan dalam rangka memberi kesempatan kepada anak didik untuk memperbaiki tingkah lakunya dan mengembangkan dirinya.




























BAB III
PENUTUP
A.    SIMPULAN
Tujuan merupakan cita-cita yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain tujuan pembelajaran adalah kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman belajar. Menurut Nana Sudjana & Wari Suwari (1991) dalam Sobry Sutikno (2013), kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor).
Ada guru yang menganggap mengajar hanya merupakan proses menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Bagi mereka tujuan mengajar tiada lain adalah menyampaikan materi pelajaran itu, tidak peduli apakah materi itu dikuasai atau tidak oleh siswa, yang penting materi itu telah tersampaikan. Oleh karena itu, banyak guru yang merasa bersalah manakala ada bagian materi pelajaran yang belum diceramahkan karena jam pelajaran terbatas, seakan-akan seluruh materi itu harus disampaikan.
Pendapat tersebut tentu saja tidak tepat, sebab mengajar bukan hanya sekedar ceramah yang diukur oleh seberapa banyak materi itu telah disampikan kepada siswa, melainkan mengajar adalah proses untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, kriteria keberhasilannya diukur oleh bagaimana aktivitas siswa untuk mempelajari bahan pelajaran serta seberapa banyak materi yang telah dikuasai itu mampu memengaruhin pola pikir siswa.
Metode secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Kata “pembelajaran” berarti segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi  proses belajar pada diri siswa. Jadi, metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh  pendidik agar terjadi proses belajar  pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, salah satu keterampilan guru yang memegang peranan penting dalam proses pembelajaran adalah keterampilan memilih metode. Pemilihan metode berkaitan langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga pencapaian tujuan pembelajaran diperoleh secara optimal. Oleh karena itu, salah satu hal yang sangat mendasar untuk dipahami guru adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen bagi keberhasilan kegiatan pembelajaran yang sama pentingnya dengan komponen-komponen lain dalam keseluruhan komponen pendidikan.
B.     SARAN
Hendaknya sebagai calon pendidik, dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran kita tidak hanya menguasai bahan atau materi ajar, tapi juga mengetahui bagaimana cara kita menyampaikan materi tersebut dengan baik dan tepat, serta bagaimana pula karakteristik peserta didik yang menerima materi pelajaran tersebut.
Berkaitan dengan isi dari makalah kami, tentu masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran yang sifatnya membangun masih sangat kami butuhkan untuk kesempurnaan makalah ini.








                         







DAFTAR PUSTAKA
Sutikno Sobry. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica.
Pupu Fathurrahman & M. Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar (Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umaum dan Konsep Islami). Bandung: Refika Aditama.
Sanjaya H. Wina. 2011. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Sagala syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar