Jumat, 13 November 2015

Strategi Membangun Komunikasi Efektif Dalam Proses Pembelajaran



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dari upaya peningkatan kualitas pendidikan yang sekarang ini sedang menjadi sorotan dan harapan banyak orang di Indonesia. Wujud dari proses pendidikan yang paling riil terjadi di lapangan dan bersentuhan langsung dengan sasaran adalah berupa kegiatan belajar mengajar pada tingkat satuan pendidikan. Kualitas kegiatan belajar mengajar atau sering disebut dengan proses pembelajaran tentu saja akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan yang output-nya berupa sumber daya manusia.
Kegiatan pembelajaran merupakan proses transformasi pesan edukatif berupa materi belajar dari sumber belajar kepada pebelajar. Dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta didik dengan tujuan agar pesan dapat diterima dengan baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahan tingkah laku. Dengan demikian, keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat tergantung kepada efektifitas proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut.
1.2  Rumusan Masalah
1.2.1  Apakah pengertian pembelajaran?
1.2.2  Apakah pengertian komunikasi efektif?
1.2.3  Apakah tujuan komunikasi ?
1.2.4  Apakah unsur-unsur komunikasi ?
1.2.5  Bagaimanakah komunikasi dalam proses pembelajaran ?
1.2.6  Bagaimanakah strategi membangun komunikasi efektif dalam proses pembelajaran ?
1.3  Tujuan
1.3.1  Untuk mengetahui pengertian pembelajaran
1.3.2  Untuk mengetahui pengertian komunikasi efektif
1.3.3  Untuk mengetahui tujuan komunikasi 
1.3.4  Untuk mengetahui unsur-unsur komunikasi
1.3.5  Untuh memahami komunikasi dalam proses pembelajaran 
1.3.6  Untuk memahami strategi membangun komunikasi efektif dalam proses pembelajaran  
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Pembelajaran
Banyak definisi para ahli berkaitan dengan pembelajaran, diantaranya adalah: Winkel (1991), mengartikan pembelajaran sebagai seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung didalam diri peserta didik. Dimyanti dan Mudjiono, (1999) mengartikan pembelajaran sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian lain, pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa (Arief. Sadiman, et al., 1990). Pembelajaran menurut Iskandar, et al., (1995) adalah upaya untuk membelajarkan siswa.
Dari beberapa pendapat mengenai pembelajaran tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pembejaran merupakan segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Dalam pembelajaran, ada kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan dan berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasikan materi pelajaran, menyampaikan materi pelajaran, dan mengelola pembelajaran.      
2.2  Pengertian Komunikasi Efektif
Banyak pendapat dari berbagai pakar mengenai definisi komunikasi, namun jika diperhatikan dengan seksama dari berbagai pendapat tersebut mempunyai maksud yang hampir sama. Menurut Hardjana, sebagaimana dikutip oleh Endang Lestari G (2003) secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah kata depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata umus, sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa Inggris disebut communion, yang mempunyai makna kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata communion dibuat kata kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, atau berteman. Dengan demikian, komunikasi mempunyai makna pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan/informasi dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antaranya (M. Sobry Sutikno, 2006). Pada umunya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak, yang disebut bahasa verbal. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikp tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal atau bahasa isyarat.
Adapun istilah efektif ialah mencapai sasaran sesuai yang diinginkan. Dengan  demikian, komunikasi efektif dapat diartikan sebagai penerimaan pesan oleh komunikan sesuai dengan yang dikirim oleh komunikator, kemudian komunikan memberikan respon yang positif sesuai dengan yang diharapkan. Kemampuan seseorang dalam mengirimkan pesan atau informasi dengan baik, kemampuan menjadi pendengar yang baik, kemampuan atau keterampilan menggunakan berbagai media atau alat audio visual merupakan bagian penting dalam melaksanakan komunikasi yang efektif.
2.3  Tujuan Komunikasi
   Adapun beberapa tujuan komunikasi adalah sbb :
1.      Agar apa yang ingin kita sampaikan dapat dimengerti oleh orang lain ;
2.      Agar mengetahui dan paham terhadap keinginan orang lain ;
3.      Agar gagasan kita bisa diterima oleh orang lain ;
4.      Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu.
2.4  Unsur-Unsur Komunikasi
Didalam kita berkomunikasi, termasuk komunikasi dalam proses pembelajaran akan melibatkan berbagai unsur, diantaranya :
1.      Komunikator
Komunikator (pembawa pesan) merupakan unsur pertama dan paling utama yang mempunyai sejumlah kebutuhan berupa ide-ide, sasaran-sasaran, atau gagasan yang dapat membantu berbagai pemecahan masalah ;
2.      Komunikan
Komunikan (penerima pesan) disebut juga reseptor, yaitu orang yang menerima berita atau lambang-lambang pesan dalam komunikasi ;
3.      Adanya tujuan yang hendak dicapai ;
4.      Adanya sesuatu gagasan atau pesan yang perlu disampaikan ;
5.      Tersedianya saluran yang dapat menghubungkan sumber informasi dengan penerima informasi, sehingga terjadi hubungan timbal balik antara komunikator dengan komunikan ;
6.      Adanya umpan balik hasil komunikasi atau respon dari komunikan ;
7.      Adanya Noise
Noise merupakan gangguan tak terencana yang terjadi dalam proes komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
2.5  Komunikasi dalam Proses Pembelajaran
Guru sebagai tenaga profesional di bidang pendidikan, disamping memahami hal-hal bersifat filosofis dan konseptual, juga harus mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis. Hal-hal yang bersifat teknis ini, terutama kegiatan berkomunikasi dalam hubungan antara siswa dan guru. Dalam proses pembelajaran sering kita jumpai kegagalan-kegagalan, hal ini karena lemahnya sistem komunikasi. Untuk itu guru perlu mengembangkan pola komunikasi efektif dalam proses pembelajaran. Komuikasi dalam proses pembelajaran yang dimaksud adalah hubungan atau interaksi antara guru degan siswa yang berlangsung pada saat proses pembelajaran, atau dengan istilahlain yaitu hubungan aktif antara guru dengan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Ada tiga pola komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa, yaitu :
1.      Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah
Dalam komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi. Guru aktif dan siswa pasif. Ceramah pada dasarnya adalah komunikasi satu arah, atau komunikasi sebagai aksi.


G
 
 
S
 
S
 
S
 
                                    (komunikasi 1 Arah)
2.      Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah
Pada komunikasi ini guru dan siswa dapat berperan sama yaitu pemberi aksi dan peneriama aksi. Di sini, sudah terlihat hubungan dua arah, tetapi terbatas antara guru dan siswa secara individual. Antara siswa dan siswa tidak ada hubungan. Siswa tidak dapat berdiskusi dengan teman atau bertanya sesama temannya. Keduanya dapat saling memberi dan menerima. Komunikasi ini lebih baik daripada yang pertama, sebab kegiatan guru dan kegiatan siswa relatif sama.
G
 
S
 
S
 
S
 
                       

                                                (Komunikasi 2 arah)



3.      Komunikasi banyak arah atau komunikasi banyak arah
Yaitu komunikasi tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa tetapi juga melibatkan interaksi dinamis antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Proses pembelajaran dengan pola komunikasi ini mengarah kepada proses pembelajaran yang mengembangkan kegiatan siswa yang optimal, sehingga menumbuhkan siswa yang aktif. Diskusi, simulasi merupakan strategi yang megembangkan komunikasi ini. (Nana Sudjana,1989)
S
 
S
 
G
 
S
 
S
 
 

                                               
                                                         (Komunikasi banyak arah)



Dari ketiga poola komunikasi tersebut, untuk mewujudkan pembelajaran efektif dianjurkan agar guru membiasakan diri menggunakan komunikasi pola ketiga yaitu komunikasi sebagai transaksi atau komunikasi banyak arah. Komunikasi sebagai transaksi akan menempatkan guru pada posisi sebagai pembimbing belajar atau fasilitator belajar. Sebaliknya siswa disamping sebagai objek dapat pula berperan sebagai subjek.  
2.6  Strategi Membangun Komunikasi Efektif dalam Proses Pembelajaran
Seorang guru butuh komunikasi yang tepat untuk membuat siswa merasa gampang menyerap materi pelajaran yang disampaikan. Dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya dalam proses pembelajaran, baik di sekolah maupun di perguruan tinggi, komunikas selalu menjadi kunci utama. Seorang guru yang ditakuti pada dasarnya dianggap tida berhasil dalam menjalankan komunikasi efektif, karena siswa merasakan terdapat jurang untuk menyatakan pendapat. Tanpa komunikasi yang baik, hsasil yang didapatkan juga tidak akan memuaskan.
Berdasarkan hal itu, ada beberapa strategi yang dapat dikembangkan dalam upaya untuk menciptakan atau membangun komunikasi efektif dalam proses pembelajaran, yaitu :
1.      Ketahui tujuan
Tujuan kita berkomunikasi akan sangat menentukan cara kita menyampaikan informasi. Kejelasan tujuan dalam berkomunikasi harus diketahui sebelum kita berkomunikasi.
2.      Ketahui mitra bicara
Kita harus sadar dengan siapa kitta bicara. Salah satu caranya adalah berbicara sesuai tingkatan usia. Mengkomunikasikan materi pelajaran dengan siswa TK tentu berbeda ketika kita menhadapi siswa SMU
3.      Respek
Komunikasi harus diawali dengan rasa saling menghargai. Adanya penghargaan bisanya akan menimbulkan kesan serupa dari penerima pesan. Guru akan sukses berkomunikasi dengan siswa bila ia melakukannya dengan penuh respek. Bila ini dilakukan maka siswa pun akan melakukan hal yang sama ketika berkomunikasi dengan guru.
4.      Empati
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang lain. Syarat utama dari sikap empati adalah kemampuan untuk mendengar dan mengerti orang lain, sebelum didengar dan dimengerti orang lain. Guru yang baik tidak akan menuntut siswanya untuk mengerti keinginannya, tetapi ia akan berusaha memahami siswanya terlebih dahulu. Ia akan membuka dialog dengan mereka, mendengar keluhan dan harapannya. 
5.      Audible
Audible berarti “dapat didengarkan” atau bisa dimengerti dengan baik. Sebuah pesan harus bisa disampaika dengan cara atau sikap yang bisa diterima oleh penerima pesan. Raut muka yang cerah, bahasa tubuh yang baik, kata-atta yang sopan, atau cara menunjuk, termasuk kedalam komunikasi yang audible.   
6.      Jelas Maknanya
Pesan yang disampaikan harus jelas maknanya dan tidak menimbulkan banyak pamahaman, selain harus terbuka dan transparan. Ketika berkomunikasi dengan siswa, guru harus berusaha agar pesan yang disampaikan bisa jelas maknanya. Upayakan untuk menghindari kata-kata yang memiliki arti ganda atau multi penafsiran. 
7.      Humble
Humble berarti “rendah hati”. Sikap rendah hati member kemungkinan pada terciptanya kehidupan yang penuh energi. Kesombongan, merasa paling hebat, dan merasa paling unggul hanya akan membuat manusi kalah dalam segala hal.  
   

















BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Pembejaran merupakan segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa. komunikasi efektif dapat diartikan sebagai penerimaan pesan oleh komunikan sesuai dengan yang dikirim oleh komunikator, kemudian komunikan memberikan respon yang positif sesuai dengan yang diharapkan. Kemampuan seseorang dalam mengirimkan pesan atau informasi dengan baik, kemampuan menjadi pendengar yang baik, kemampuan atau keterampilan menggunakan berbagai media atau alat audio visual merupakan bagian penting dalam melaksanakan komunikasi yang efektif.  Komunikasi betujuan untuk :1).  Agar apa yang ingin kita sampaikan dapat dimengerti oleh orang lain ; 2). Agar mengetahui dan paham terhadap keinginan orang lain ; 3). Agar gagasan kita bisa diterima oleh orang lain ; 4). Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu.
Didalam kita berkomunikasi, termasuk komunikasi dalam proses pembelajaran akan melibatkan berbagai unsur, diantaranya : 1). Komunikator ; 2). Komunikan ; 3). Adanya tujuan yang hendak dicapai ; 4). Adanya sesuatu gagasan atau pesan yang perlu disampaikan ; 5). Tersedianya saluran penghubung ; 6). Adanya umpan balik hasil komunikasi atau respon dari komunikan ; 7). Adanya Noise. Komunikasi dalam proses pembelajaran memiliki 3 pola komunikasi yaitu : 1). komunikasi satu arah ; 2). komunikasi dua arah ; 3). Komunikasi banyak arah. Adapun strategi membangun komunikasi Efektif dalam prose pembelajaran yaitu : 1). Ketahui tujuan ; 2). Ketahui mitra bicara ; 3). Respek ; 4). Empati ; 5). Audible ; 6). Jelas maknanya ;dan 7). Humble.
3.1  Saran
Sebagai seorang pendidik atau calon pendidik kemampuan menggunakan komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran pada semua jenjang pendidikan sudah seharusnya kita miliki . Apalagi kita sebagai guru/calon guru MI penggunaan komunikasi yang efektif sangat dibutuhkan karena pada jenjang pendidikan ini dibutuhkan kreatifitas seorang pendidik agar dapat membelajarkan siswa  dan tercapainya tujuan pembelajaran serta menumbuhkan generasi-generasi penerus yang dapat mengharumkan nama bangsa.
Sebagai seorang guru atau calon guru sudah seharunya memperhatikan setiap kata/kalimat yang disampaikan dalam berkomuikasi karena apabila kita salah berkomunikasi maka kita sudah mengkomunikasikan hal yang salah dan jika terjadi hal yang demikian itu maka tujuan yang ingin kita harapkan tidak akan pernah tercapai.
Komunikasi merupakan kunci utama dalam proses pengajaran, disamping penguasaan keterampilan-keterampilan pengajaran lainnya. Komunikasi adalah sesuatu yang mudah, akan menjadi susah apabila kita tidak menyebutnya dengan perkataan yang mudah. Oleh karena itu, gunakanlah bahasa yang mudah dimengerti sehingga siswa mudah memahami apa yang ingin kita komunikasikan.















            DAFTAR PUSTAKA
Sutikno, M. Sobry. 2013. Belajar dan Pembelajaran “Upaya Kreatif dalam Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil”. Lombok : Holistica
Fathurrahman, Pupuh & M. Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penamaan Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung : Refika Aditama   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar