BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan
Allah menciptakan manusia adalah untuk mengabdikan diri kepada-Nya, Allah
menyatakan dalam beberapa firmannya
bahwa manusia dikirim ke bumi ini dengan tujuan untuk menjadi khalifah-Nya, untuk
mengemban amanat-Nya, dan untuk memenuhi janji dengan-Nya. Maka haruslah ada
aturan untuk mengabdikan diri. Tanpa aturan mustahil pengabdian diri dapat
dilaksanakan. Dalam aturan ini haruslah datangnya dari Allah sendiri. Sebab
manusia mustahil manusia tidak akan dapat membuat aturan tersebut yang sesuai
dengan keinginan Allah. Karena manusia tidaklah mungkin dapat mengetahui apa
yang diinginkan Allah. Jangankan keinginan Allah, keinginan manusia yang lain
saja tidak dapat diketahui oleh manusia. Karena itulah Allah yang Maha Tahu
mengirimkan aturan kepada manusia dalam bentuk kitab suci dengan perantara
rasul-Nya. Oleh karenanya, manusia harus beriman kepada kitab suci dan juga
kepada Rasul Allah. Maka dalam makalah ini akan mencoba menyajikan dan
menjelaskan beberapa hal yang berkaitan tentang Iman kepada kitab yang
merupakan Rukun Iman yang ketiga dan juga tentang Iman kepada Rasul yang
merupakan rukun Iman yang ke-empat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya yaitu :
1.
Apa pengertian Iman kepada Kitab dan
Rasul Allah?
2.
Bagaimana Iman kepada Kitab dan Rasul
Allah?
3.
Apakah pokok-pokok ajaran Kitab-kitab
Allah?
4.
Bagaimana Fungsi dan sifat-sifat Rasul
Allah?
5.
Apa yang menjadi buah Iman kepada
Rasul-rasul Allah?
1.3 Tujuan
Tujuan
pembuatan makalah ini diantaranya :
1.
Mengetahui pengertian Iman kepada Kitab
dan Rasul-rasul Allah
2.
Dapat memahami tentang Iman kepada Kitab
dan Rasul-rasul Allah
3.
Dapat mengetahui pokok-pokok ajaran
Kitab-kitab Allah
4.
Dapat mengetahui fungsi dan sifat-sifat
Rasul Allah
5.
Dapat mengetahui buah iman kepada
rasul-rasul Allah.
dan
untuk pemenuhan tugas mata kuliah Aqidah Islamiyah serta bertujuan agar tingkat
keimanan kita bertambah. Amin.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Iman kepada Kitab dan
Rasul Allah SWT
Menurut bahasa Iman adalah percaya dan
membenarkan. Sedangkan menurut istilah iman adalah kepercayaan yang diyakini
kebenarannya dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan amal
perbuatan. Iman dan akidah bukan hanya sekedar percaya dalam hati kepada rukun
iman, tetapi mesti diwujudkan dalam bentuk amalan dan perbuatan bagi setiap
umat Islam.
Menurut
bahasa kata kitab memiliki dua
pengertian, yaitu perintah dan tulisan. Sehingga kitab dapat diartikan sebagai
kumpulan wahyu Allah yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul yang berisi
pedoman hidup bagi umat-Nya serta telah dibukukan seperti yang kita kenal di
zaman kita sekarang ini. Kemudian iman kepada kitab-kitab Allah ialah kita
diwajibkan meyakini serta percaya dalam hati bahwa Allah telah menurunkan
kitab-kitab-Nya kepada rasul-rasul-Nya untuk disampaikan kepada umat-umat-Nya
yang dijadikan sebagai pedoman hidup, yang isinya berupa suruhan, larangan
serta beberapa hukum yang menjadi petunjuk bagi umat manusia. Hukum beriman
kepada kitab Allah adalah wajib.

1 Syekh Ibn Abdul
wahhab menggunakan definisi ini dalam Ushulutsalatsah
dan
Kasyfu Syubhat , begitu pula Syekh Muhammad ibn Sholeh Al-Utsaimin
seluruhnya
terdiri dari laki-laki, Allah tidak pernah mengangkat seorang wanita, baik
menjadi Nabi ataupun Rasul. Diantara rasul ada yang diberi tugas hanya untuk
bangsa tertentu saja dan ada yang untuk seluruh baangsa-bangsa, sehingga tidak
ada satu golonganpun umat yang lalu,
yang tidak dikaruniai utusan allah.
2.2 Iman kepada Kitab dan Rasul Allah
SWT
2.2.1
Iman
kepada Kitab-Kitab Allah
Beriman
kepada kitab-kitab Allah SWT berarti kita wajib beritikad atau mempunyai
keyakinan bahwa Allah SWT mempuyai beberapa kitab yang telah diturunkan kepada
para nabi-Nya.

Artinya
: “Wahai orang-orang yang beriaman,
tetaplah beriman kepada Allah dan RAsul-Nya dan kepada kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah,
Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan hari kemudian maka sesungguhnya orang itu
telah sesat sejauh-jauhnya”. (Q.S An-Nisa [4] :136)
Mengimani
kitab-kitab Allah merupakan rukun iman yang ketiga. Allah menurunkan
kitab-kitab tersebut agar digunakan sebagai pedoman atau pembimbing bagi
seluruh umat manusia menuju jalan hidup yang benar dan diridhai Allah SWT,
yaitu kebahagian serta keselamatan dunia dan akhirat.2

2 Abdullah Zakiy
Al-Kaaf dan Maman Abdul Djaliel, Mutiara
Ilmu Tauhid, Pustaka Setia, Bandung. 1999, hlm 115
1. Kitab Taurat, yang
diturunkan kepada nabi Musa a.s kira-kira pada abad ke-12 SM didaerah israil
dan Mesir.
2. Kitab zabur, yang
diturunkan kepada nabi Daud a.s. kira-kira pada abad ke-10 SM di daerah Israil
3. Kitab Injil,
diturunkan kepada Nabi Isa a.s. pada permulaan abad pertama di daerah
Yerussalem
4. Kitab Al-Quran,
yang diturunkan kepda Nabi Muhammad SAW pada abad ke-6 M di daerah Mekah dan di
Mekah.
Keimanan
kepada kitab-kitab Allah terkandung di dalamnya terdapat empat unsur, yaitu : Pertama, beriman kepada
kitab-kitab itu benar-benar diturunkan dari sisi Allah ta’ala. Kedua, beriman kepada yang telah Allah namakan dari
kitab-kitabnya dan mengimani secara global kitab-kitab yang kita tidak ketahui
namanya. Ketiga, yaitu membenarkan
berita-berita yang benar dari kitab-kitab tersebut sebagaimana pembenaran kita
terhadap berita-berita Al-Qur ’an dan juga berita-berita lain yang tidak
diganti atau diubah dari kitab-kitab
terdahulu (sebelum Al-qur’an). Ke empat, mengamalkan
hukum-hukum yang tidak dihapus (nasakh) serta dengan rela dan pasrah
menerimanya, baik yang kita ketahui hikmahnya atau tidak.
2.2.2 Iman kepada Rasul-Rasul Allah
Beriman
kepada rasul-rasul-Nya adalah rukun iman yang keempat yaitu mempercayai bahwa
Allah SWT telah mengutus para rasul-Nya untuk membawa syi’ar agama atau
membimbing umat manusia kepada jalan yang benar dan di ridhai Allah. Jumlah
rasul tidak diketahui secara pasti namun ada ulama yang mengatakan bahwa Allah
SWT. telah menurunkan nabi sebanyak 124.000 orang dan rasul sebanyak 313 orang,
dan jumlah ini pun belum dipastikan an kemungkinan besar jumlahnya lebih banyak
lagi. Hanya Allah SWT. yang lebih mengetahuinya.3

3 Al-Kaaf, op.cit.,
hlm. 141
qur’an,
sehingga para rasul dan nabi yang wajib kita ketahui hanya 25 orang. Di
antarakedua puluh lima rasul tersebut, ada yang disebut Ulul Azmi, yang artinya rasul-rasul yang mempunyai keteguhan hati
yang tak pernah goyah dan mempunyai ketabahan yang luar biasa, kesabaran yang
tak ada batasnya. Nabi yang mendapat julukan Ulul Azmi adalah :
1. Nabi
Nuh a.s.
2. Nabi
Ibrahim a.s.
3. Nabi
Musa a.s.
4. Nabi
Isa a.s.
5. Nabi
Muhammad SAW.
Allah
SWT mewajibkan atas setiap orang beriman supaya beriman kepada semua rasul yang
diutus-Nya tanpa membeda-bedakan antara satu rasul dan rasul lainnya. Apabila
seseorang beriman kepada sebagian rasul, tetapi menolak sebagian lainnya atau
dengan kata lain membeda-bedakan rasul Allah tersebut, orang tersebut bisa
dikatakan kafir. Allah SWT berfirman :

Artinya : “
sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud
memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan
mengatakan, ‘kami beriman kepada yang sebagian dan kami kafir terhadap sebagian
(yang lain)’, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah)
diantara yang demikian, (iman atau kafir) merekalah orang-orang ynag kafir
sebenar –benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu
siksaan yang menghinakan” (Q.S. An-Nisa’ [4]:150)
2.3 POKOK-POKOK AJARAN KITAB-KITAB
ALLAH SWT
2.3.1 Kitab Taurat
Kitab
Taurat adalah kitab yang diwahyukan kepada nabi Musa pada sekitar abad ke-12 SM
di daerah Israil dan Mesir. Allah SWT berfirman:

Artinya : “ Dan kami
berikan kepada Musa (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi
Bani Israildenngan firman: “janganlah kamu mengambil penolong selain aku” (
Q.S. Al-Isra [17] : 2),
Kitab
Taurat ini diturunkan dalam bahasa Ibrani. Kata “Taurat” disebutkan dalam Al-Qur’an tidak kurang dari 18 kali.
Isi
pokok ajarannya adalah sepuluh firman Allah (hukum) yang diturunan Allah kepada
Nabi Musa dipuncak gunung Thursina. Intisari dari pokok-pokok tersebut
adalah:
a.
Keharusan mengakui keesaan Allah.
b.
Larangan menyembah patung dan berhala
karena Allah tidak dapat diserupakan dengan makhluk-makhluk-Nya, baik yang ada
di langit, bumi maupun air.
c.
Larangan menyebut Tuhan Allah SWT dengan
sia-sia.
d.
Memuliakan hari sabtu.
e.
Menghormati ayah ibu.
f.
Larangan membunuh sesama manusia.
g.
Larangan berbuat zina.
h. Larangan
mencuri.
i.
Larangan menjadi saksi palsu.
j.
Larangan berkeinginan
memiliki atau menguasai hak orang lain.4

4 A. Zainuddin dan
Muhammad Jamhari, A I-Islam 1:Akidah dan
Ibadah, Pustaka Setia, Bandung,1999, hlm. 126-127
Itulah
isi-isi pokok dari ajaran Taurat yang asli, namun kitab Taurat yang sekarang beredar dikalangan
bangsa Yahudi tidak murni lagi, dan banyak perubahan. Para ulama sepakat bahwa
tidak ada lagi kitab Taurat yang asli sebab kitab Taurat yang beredar sekarang
merupakan karangan orang Yahudi pada masa dan waktu yang berlainan.5
Adapun tentang diubahnya kitab Taurat yang asli oleh orang-orang Yahudi, Allah
SWT. berfirman :
Artinya : “yaitu
orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan (Taurat ) dari tempat
(semestinya)…” (Q.S. An-Nisa’ [4]:46)
2.3.2
Kitab
Zabur
Kitab
zabur diturunkan kepada Nabi Daud a.s., seorang raja bangsa Israil di Kan’an,
sekitab abad ke-10 SM. Allah menegaskan dalam firman-Nya:
$oY÷s?#uäur y¼ãr#y #Yqç/y ÇÎÎÈ
Artinya : “ …… dan kami berika
Zabur (kepada) Daud.” (Q.S. Al-Isra’ [17]:55)
Kitab
Zabur berisi mazmur (nyanyian pujian
kepada Tuhan) yang melukiskan tentang nikmat Allah yang telah dilimpahkan
kepada Nabi Daud a.s. mengikuti apa yang telah dibawa oleh Nabi Musa a.s. dalam
kitab Taurat.
Isi pokok kitab Zabur antara lain, Mazmur 146 :
a. Besarkan
olehmu akan Allah. Hai jiwaku pujilah Allah.
b. Maka
aku akan memuji Allah seumur hiduku dan aku akan menyanyanyikan puji-pujian
kepada Tuhanku selama aku ada.
c. Janganlah
kamu percaya kepada raja-raja atau anak-anak Adam yang tiada mempunyai
pertolongan.
d. Maka
putuslah nyawamu dan kembalilah ia kepada tanah asalnya dan pada hari itu
hilanglah segala daya upayanya.
![]() |
5 Al-Kaaf,
op. cut., hlm 116
6.
Maka berbahagialah
orang yang memperoleh Ya’kub sebagai penolongnya dan yang menaruh harapan
kepada Tuhan Allah.

7. Yang
menjadikan langit, bumi, dan laut serta segala isinya, dan menaruh setia sampai
selamanya.
6
Yang membela orang teraniaya dan memberi
makan orang yang lapar. Bahwa Allah membuka rantai orang yang terpenjara.
8. Dan
Allah membukakan mata orang buta, Allah menegakkan orang yang tertunduk dan
Allah mengasihi orang yang benar.
9. Maka
Allah memelihara orang dagang serta ditetapkannya anak yatim dan perempuan
bujang, tetapi jalan orang jahat itu dibalikkanya.
10. Allah
akan berkerajaan kelak sampai selama-lamanya dan Tuhanmu, hai Zion! Zaman
berzaman. Berdasarkan Allah olehmu.6
2.3.3
Kitab
Injil
Kitab
Injil diturunkan Allah SWT. kepada Nabi Isa a.s. pada permulaan abad
pertama di Yerussalem. Kata Injil
berasal dari kata Ibrani yang artinya kabar gembira, maksudnya berita akan
datangnya utusan Allah, Muhammad SAW untuk seluruh alam.7

6
Zainuddin, op. cit., hlm. 127-128
7
Ibid., hlm. 128
Ada
juga yang dinamakan Injil Barnabas karangan Barnaba. Kitab Injil Barnaba
dipandang oleh ulama lebih sesuai dengan ajaran tauhid, tetapi Injil Barnabas
ini tidak dipergunakan oleh orang-orang Kristen (Nasrani). Oleh karena itu, Injil
yang wajib diyakini oleh umat muslimm adalah Injil yang wajib diyakini oleh
umat muslim adalah Injil yang asli yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s., bukan
Injil-injil yang beredar saat ini.
Adapun
firman Allah SWT dalam Al-Qur’an yang berhubungan adalah :
Artinya : “Dan Kami
iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil) dengan ‘Isa putra Maryam,
membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami telah memberikan
kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang
menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan
menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (Q.S.
Al-Maidah [5]:46)
2.3.4
Al-Qur’an
Al-Quran adalah kitab
suci yang dituunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. untuk disampaikan kepada
umat manusia di seluruh dunia. Sementara itu, bila kita yakini bahwa Nabi
Muhammad adalah Rasul terakhir, Al-Quran harus diakui pula sebagai kitab suci
terakhir yang diturunkan Allah kepada umat manusia. Allah SWT befirman :
Artinya : “ Dan
diwahyukan kepadaku (Muhammad) Al-Quran ini, untuk aku beri peringatan kamu
dengannya dan orang-orang yang sampai kepadanya Al-Quran itu.” (Q.S. Al- an’am
[6] :19)
Kandungan
pokok Al-Quran menurut ulama Al-Azhar, Prof. Mahmud Syaltut, adalah:
a. Akidah
b. Akhlak
c. Dorongan
dan bimbingan akan hikmah-hikmah alami
d. Kisah-kisah
umat terdahulu
e. Janji
baik serta ancaman buruk yang datang dari Allah
f. Hukum-hukum
ibadah dan muamalah.8
Al-quran
diturunkan kepada Nabi Muhammad secara berangsur-angsur selama 23 tahun, yang
terbagi dalam dua periode : Periode Mekah, yakni ayat-ayat dan surat-surat yang
diturunkan di Mekah yang lazimnya berisi akidah, dan dinamakan surat Makiyyah,
dan Periode Madinah, yakni ayat-ayat dan surat-surat yang diturunkan di Madinah
yang lazimnya berisi syariat sehubungan social (mu’amalah) dan pembinaan masyarakat Islam, yang kemudian dikenal
sebagai surat Madaniyyah.
Sebagi
pedoman hidup dan petunjuk yang datang dari Allah, Al-Quran harus dijadikan
pegangan dalam semua aspek kehidupan kaum muslimin. Artinya, hanya Al-quranlah
pedoman hidup mereka. Menjadikan petunjuk lain selain Al-quran yang datang dari
Allah itu, niscaya akan membawa mereka pada kesengsaraan dan penderitaan.
Kaum
muslimin mengakui bahwa Al-quran merupakan mukjizat paling besar pada Nabi
Muhammad SAW. Akan tetapi, mukjizat itu bukan terdapat dalam bentuk luar
Al-quran yang mengandung nilai-nilai puitis, melainkan terdapat dalam
kandungannyayang sampai sekarang dan bahkan sampai hari Kiamat akan tetap terbukti
kebenarannya.9
2.4 FUNGSI DAN
SIFAT-SIFAT RASUL ALLAH SWT
2.4.1 Fungsi Para Rasul Allah
Dalam
bukunya An-Nubuwwah wal Anbiya;
Muhammad Ali Ash-Shabuni menyebutkan tugas rasul, yaitu sebagai berikut:
1.
Mengajak manusia untuk beribadah kepada
Allah, Dzat yang Maha Esa lagi Mahaperkasa. Ini merupakan tugas pokok
sebagaimana ditegaskan dalam Al-quran:
8.
Ibid., hlm. 133

9.
Afif Muhammad, et.al., Tauhid, Bina Ilmu, Bandung, 1986, hlm.
44-45

Artinya : “Dan kami
tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan
kepadanya, ‘bahwasannya tidak ada Tuhan (yang hak), melainkan Aku maka
sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (Q.S. An-Anbiya’ [21]: 25)
10. Menyampaikan
perintah dan larangan Allah. Ditegaskan dalam Al-quran:

Artinya : “(Yaitu)
orang-orang ‘yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya
dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan
cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.” (Q.S. Al-Ahzab [33]:39)
11. Memberikan
petunjuk pada jalan yang benar kepada manusia. Ditegaskan dalam Al-quran:


Artinya : “Hai Nabi,
sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan
pemberi peringatan, dan untuk menjadi penyeru kepada agama Allah dengan
izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.” (Q.S. Al-Ahzab [33]:45-46)
12. Menjadi
panutan bagi seluruh manusia. Ditegaskan oleh
Allah dalam firman-Nya:

Artinya : “Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia
banyak meyebut Allah.” (Q.S. Al-Ahzab [33]:21)
13. Memberi
peringatan tentang adanya hari kebangkitan, dan tentang siksa yang berat
sesudah mati.
14. Mengalihkan
perhatian manusia dari kehidupan yang fana pada kehidupan yang kekal.
Ditegaskan Allah dalam firman-Nya:

Artinya : “Dan tiadalah
kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya
akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (Q.S.
Al-Ankabut [29]:64)
15. Supaya
tidak ada alasan lagi bagi manusia kelak dihadapan Allah. Ditegaskan dalam
firman-Nya :

Artinya
: “(Mereka Kami utus) selaku raul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah
diutusnya rasul-rasul itu. Dan
Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Q.S. An-Nisa’ [4]:165)10
2.4.2
Sifat-Sifat
Rasul Allah
Rasul-rasul
mempunyai sifat-sifat tertentu, Sifat-sifat rasul ini terbagi atas tiga, yaitu
:
a. Sifat
wajib, yaitu sifat-sifat yang mesti ada pada seorang Rasul. Kalau ia tidak
mempunyai sifat ini, maka ia bukanlah seorang Rasul. Bahkan jika kurang salah
satunya maka ia bukanlah rasul. Sifat-sifat wajib ini ada empat yaitu :
1. Ash
Shidiq, yaitu benar dalam segala-galanya.
2.
Al Amanah, yaitu kepercayaan dalam
segala-galanya.
3.
Al Tabligh, yaitu menyampaikan segala
apa yang mereka diperintahkan untuk menyampaikan kepada makhluk.
4.
Al Fathanah, yaitu kecerdikan. Rasul itu
cerdik dan bijaksana di dalam segala halnya.
b.
Sifat Mustahil, yaitu sifat-sifat yang
tidak boleh ada pada Rasul. Kalau sifat-sifat ini atau salah satunya ada
padanya, maka ia bukanlah Rasul. Jadi sifat-sifat ini adalah lawan dari
sifat-sifat wajib dan sifat ini ada empat pula, yaitu :
1. Al
Kidzb, yaitu dusta atau bohong
2. Al
Khianah, yaitu khianat
3. Ak
kitman, yaitu menyembunyikan
4. Al
Baladah, yaitu kebodohan
Dengan
demikian para Rasul itu mesti bersifat dengan segala sifat-sifat yang
baik, dan tidak boleh sama sekali
mempunyai sifat buruk, walaupun agak satu saja.
c.
Sifat Jaiz, yaitu
sifat-sifat yang boleh ada pada Rasul dan boleh pula tidak ada padanya. Ke
dalam hal itu termasuk segala sifat-sifat kemanusiaan yang tidak akan
menguranginya. Diantaranya sifat-sifat ini ialah makan, minum, berjalan, duduk,
bangun, mengantuk, tidur, buang air, kwin, sakit, kuat, lemah, susah, senang,
tertawa, menangis, marah (tidak keluar dari batas), lupa (tidak dalam apa yang
harus

10 A. Zainuddin dan Muhmmad
Jamhari, Al-Islam 1: Akidah dan Ibadah,
Pustaka Setia, Bandung,1999, hlm. 222-225
disampaikannya
dan mengerjakan larangan), cerai, dan sebagainya.11
2.5
BUAH IMAN KEPADA RASUL ALLAH SWT
Adapun
buah iman kepada Rasul Allah adalah :
1. Mengetahui rahmat serta perhatian Allah
kepada hamba-hamba-Nya sehingga mengutus para rasul untuk menunjuki mereka pada
jalan Allah serta menjelaskan bagaimana seharusnya mereka menyembah Allah SWT.,
karena memang akal manusia tidak bisa mengetahui hal itu dengan sendirinya.
2. Mensyukuri nikmat Allah yang amat besar ini.
3. Mencintai para Rasul, mengagungkannya, serta
memujinya karena mereka adalah para rasul Allah SWT., dan karena mereka hanya
menyembah Allah, menyampaikan risalah-Nya, menasehati hamba-Nya.
Orang-orang
yang menyimpang dari kebenaran mendustakan para rasul dengan menganggap bahwa
para rasul Allah bukan manusia. Anggapan yang salah itu dijelaskan Allah dalam
sebuah firman-Nya.

Artinya : “Dan tidak
ada sesuatu yang menghalangi manusia untuk beriman tatkala datang petunjuk
kepadanya, kecuali perkataan mereka, ‘Adakah Allah
mengutus seorang manusia menjadi?” (Q.S.
Al-Isra’ [17]:94)

11 Drs. Syahminan Zaini, Kuliah Aqidah Islam, Al Ikhlas, Surabaya, 1983, hlm. 271
Seandainya
penduduk bumi ini malaikat, pasti Allah akan menurunkan malaikat dari langit
sebagai para rasul.12
![]() |
12
Moh. Rifai,Rs Abdul
Azis, Akidah Akhlak., Wicaksana Ba
Jalaludin, Semarang,1994, hlm 159
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Iman
kepada kitab-kitab Allah ialah kita diwajibkan meyakini serta percaya dalam
hati bahwa Allah telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada rasul-rasul-Nya untuk
disampaikan kepada umat-umat-Nya yang dijadikan sebagai pedoman hidup, yang
isinya berupa suruhan, larangan serta beberapa hukum yang menjadi petunjuk bagi
umat manusia. Hukum beriman kepada kitab Allah adalah wajib. Kitab-kitab yang
telah diturunkan Allah kepada para nabi dan rasul-Nya yang wajib diketahui oleh
umat Islam, adalah :
1. Kitab Taurat, yang
diturunkan kepada nabi Musa a.s kira-kira pada abad ke-12 SM didaerah israil
dan Mesir.
2. Kitab zabur, yang
diturunkan kepada nabi Daud a.s. kira-kira pada abad ke-10 SM di daerah Israil
3. Kitab Injil,
diturunkan kepada Nabi Isa a.s. pada permulaan abad pertama di daerah
Yerussalem
4. Kitab Al-Quran,
yang diturunkan kepda Nabi Muhammad SAW pada abad ke-6 M di daerah Mekah dan di
Mekah.
Iman
kepada rasul-rasul allah ialah mempercayai bahwa Allah telah memilih diantara
manusia, beberapa orang rasul-Nya untuk menyampaikan syariat kepada hamba-hamba-Nya
dan pengangkatan itu dilakukan dengan wahyu.
Dari
sekian banyak rasul dan nabi, hanya 25 orang yang disebutkan dalam al-qur’an,
sehingga para rasul dan nabi yang wajib kita ketahui hanya 25 orang. Di antara
kedua puluh lima rasul tersebut, ada yang disebut Ulul Azmi, yang artinya rasul-rasul yang mempunyai keteguhan hati
yang tak pernah goyah dan mempunyai ketabahan yang luar biasa, kesabaran yang
tak ada batasnya. Nabi yang mendapat julukan Ulul Azmi adalah :
1. Nabi
Nuh a.s.
2. Nabi
Ibrahim a.s.
3. Nabi
Musa a.s.
4. Nabi
Isa a.s.
5. Nabi
Muhammad SAW.
Allah
SWT mewajibkan atas setiap orang beriman supaya beriman kepada semua rasul yang
diutus-Nya tanpa membeda-bedakan antara satu rasul dan rasul lainnya. Fungsi
diutusnya rasul-rasul oleh Allah yaitu :
1. Mengajak
manusia untuk beribadah kepada Allah, Dzat yang Maha Esa lagi Mahaperkasa.
2. Menyampaikan
perintah dan larangan Allah. Ditegaskan dalam Al-quran:
3. Memberikan
petunjuk pada jalan yang benar kepada manusia. Ditegaskan dalam Al-quran:
4. Menjadi
panutan bagi seluruh manusia. Ditegaskan oleh
Allah dalam firman-Nya:
5. Memberi
peringatan tentang adanya hari kebangkitan, dan tentang siksa yang berat
sesudah mati.
6. Mengalihkan
perhatian manusia dari kehidupan yang fana pada kehidupan yang kekal.
7. Supaya
tidak ada alasan lagi bagi manusia kelak dihadapan Allah.
Dari
tujuan diutusnya seorang rasul tersebut
diatas pada intinya adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia untuk menjadi
seorang khalifah di bumi.
3.2 SARAN
Sebagai hamba Allah sudah
seharusnya kita beriman kepada rukun iman yang lima, diharapkan setelah kita
mengetahui tentang iman kepada kitab dan rasul akan menambah rasa keyakinan
kita kepada ALLAH SWT bahwa dialah yang mengatur segalanya yang telah mengutus
para Rasul dan menurunkan kitab sebagai pedoman hidup manusia di dunia.
Kita sebagai umat islam
yang menjadikan al-qur’an sebagai pedoman hidup kita sekarang ini, dan sebagai
umat nabi Muhammad SAW, namun kita harus meyakini bahwa Allah SWT telah
menurunkan kitab-kitab selain Al-Quran dan juga mengimani adanya Rasul-rasul
yng telah diutus selain nabi Muhammad SAW.
Al-qur’an adalah kitab terakhir
yang diturunkan oleh Allah sebagai pedoman hidup manusia dan menghapus /
menyempurnakan ajaran-ajaran kitab terdahulu, oleh karena itu kita sebagai umat
nabi Muhammad SAW yang menerima wahyu yaitu Al-Qur’an sudah seharusnya kita mengimani dan tidak ragu untuk
menjalankan segala ketetapan yang sudah ada di dalam al-qur’an.
Daftar Pustaka
Anwar,
Rosihon. 2008. Akidah Akhlak. Bandung
: Pustaka Setia
Zaini,
Syahminan. 1983. Kuliah Aqidah Akhlak. Surabaya
: Al-Ikhlas
Moh.
Rifai,Rs Abdul Azis, Ba Jalaludin. 1994. Akidah
Akhlak. Semarang : Wicaksana
Zainuddin,
A dan Jamhari Muhammad. 1999. Al-Islam 1:
Akidah dan Ibadah. Bandung : Pustaka Setia
Abdullah
Zakiy Al-Kaaf dan Maman Abdul Djaliel. 1999.
Mutiara Ilmu Tauhid. Bandung : Pustaka Setia
Afif Muhammad. 1986. Tauhid. Bandung : Bina Ilmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar